Teori
mengenai sistem paramagnetik berikutnya adalah teori Brillouin (baca Briluan).
Brillouin dengan menggunakan teori kuantum dan fisika statistik memperoleh
persamaan keadaan sistem paramagnetik sebagai berikut.
Sistem Dielektrik
Sistem
atau zat dielektrik secara keseluruhan mempunyai besaran-besaran polarisasi P,
medan listrik luar dengan kuat medan listrik Є,
dan temperatur T. Sistem atau zat dielektrik dapat digambarkan sebagai
berikut.
Zat
dielektrik, jika tidak dikenai medan listrik luar, maka atom atau molekulnya
memiliki pusat muatan positif yaitu inti atom yang berimpit dengan pusat muatan
negatifnya, yaitu elektron (perhatikan gambar.a). Jika zat dielektrik dikenai
atau dimasukkan ke dalam medan listrik luar dengan kuat medan listrik Є, maka
zat dielektrik akan terkena induksi (imbas) medan listrik. Karena terkena medan
listrik luar, maka pusat muatan positif inti dan elektron atom tidak lagi
berimpit, melainkan agak bergeser (tergeser), sehingga atom atau molekul
menyerupai dipole listrik yang kecil sekali (perhatikan gambar b).
Ini
berarti atom-atom zat dielektrik diarahkan oleh medan listrik luar. Peristiwa
terarahnya atom-atom zat dielektrik ini dikenal sebagai peristiwa polarisasi.
Dengan
peristiwa polarisasi, atom-atom zat dielektrik menjadi dipole listrik. Oleh
karena itu, ada dua besaran zat dielektrik, yaitu: polarisasi (P)
dan kaut medan listrik luar (Є) yang saling mempengaruhi; sehingga
disebut sebagai variabel keadaan atau koordinat sistem dielektrik.
Bagaimana
kalau temperatur zat dielektrik dinaikkan ? Jika temperatur zat dielektrik
dinaikkan, maka getaran atom atau molekul zat dielektrik semakin hebat;
sehingga arah positif dan negatifnya atom yang netral semakin acak. Karena
semakin acak, maka kenaikan temperatur pada hakikatnya menentang terorientasinya
muatan atom-atom zat dielektrik
Dengan
ini jelas bahwa temperatur juga mempengaruhi polarisasi, sehingga temperatur
juga merupakan variabel keadaan atau koordinat sistem dielektrik.
Bagaimana
polarisasi P zat dielektrik, jika zat dielektrik dimasukkan dalam
medan listrik luar dengan kuat medan listrik Є, dan
temperatur T zat dielektrik dinaikkan ? Menurut hasil eksperimen, salah
satu hubungan antara polarisasi P, kuat medan listrik Є, dan
temperatur T ditunjukkan oleh persamaan berikut.
Dengan a dan b sebagai
tetapan yang harganya ditentukan dengan eksperimen
Sistem Dawai Teregang
Semua bahan berubah
bentuk karena pengaruh gaya. Ada bahan yang kembali ke bentuk aslinya bila gaya
yang mempengaruhi dihilangkan, bahan yang seperti ini disebut bahan yang lenting
sempurna. Ada pula bahan yang tetap berubah bentuknya walaupun gaya yang
mempengaruhi dihilangkan, bahan yang seperti ini disebut bahan tidak lenting
sempurna. Namun tidak boleh ada gaya yang melebihi kekuatan maksimum bahan.
Jika ada gaya yang
melebihi kekuatan maksimum bahan, maka bahan akan putus, patah, atau retak.
Batas ini disebut sebagai batas kelentingan bahan. Sifat-sifat kelentingan
bahan dijelaskan dengan dua pengertian dasar, yaitu: stres dan strain.
Gambar a melukiskan sebuah batang baja
A yang ditarik oleh dua gaya yang sama, ke kanan dan kekiri, yaitu: F.
Karena kuatnya gaya tarik tersebut, maka batang baja akan mengecil dan berubah
bentuknya menjadi batang B. Perubahan bentuk ini tetap, walaupun kedua gaya
tarik dihilangkan.
Gambar b melukiskan sebuah
batang baja A yang ditekan dengan gaya yang berlawanan sebesar F.
Akibatnya batang baja A membesar dan memendek serta berubah bentuknya menjadi
B. Perubahan bentuk ini tetap, walaupun gaya tekan dihilangkan.
Selaput Tipis
Selaput tipis (Thin
Layer) juga merupakan sistem termodinamis. Contoh konkret selaput tipis
antara lain:
a. bagian atas permukaan cairan dalam
kesetimbangan dengan uapnya,
b. gelembung sabun atau selaput sabun
yang teregang pada suatu kerangka yang terjadi dari dua permukaan selaput sabun
dengan sedikit cairannya, dan
c. lapisan minyak di atas permukaan
air.
Lapisan
minyak di atas air mirip dengan membran yang teregang seperti gambar berikut.
Lapisan
minyak menarik garis batas antara minyak dan air ke atas dengan gaya F yang
tegak lurus garis batas serta lapisan air menarik garis batas antara minyak dan
air ke bawah dengan gaya F’ yang tegak lurus garis batas. Dua
gaya ini sama harganya hanya berlawanan arah. Gaya yang bekerja tegak lurus
garis batas per satuan panjang disebut tegangan permukaan.
Keadaan
selaput tipis ini diwakili oleh tiga koordinat sistem, yaitu:
a. tegangan permukaan (γ) dengan satuan N m – 1
b. luas selaput (A) dengan satuan m2, dan
c. temperatur selasput tipis (T)
dengan satuan kelvin (K).
Eksperimen menunjukkan,
bahwa tegangan permukaan hanya fungsi temperatur saja. Oleh sebab itu,
persamaan keadaan selaput tipis antara minyak (eka lapis) dan air dapat ditulis
sebagai berikut.
dengan a = tetapan, γ = tegangan permukaan air yang
diselimuti minyak eka lapis, γw = tegangan permukaan air bersih
(murni), dan T = temperatur lapisan tipis.
Perbedaan (γ – γw) sering
disebut tekanan permukaan. Selaput tipis seperti ini dapat dimampatkan dan
dapat dimuaikan; sehingga sangat menarik jika dibahas dalam termodinamika.
Selaput tipis antara minyak dan air jika diendapkan akan mempunyai sifat optis
yang menarik; sehingga jika dibahas dalam optika fisis sangat menarik.
Sel Terbalikkan
Sel
terbalikkan Daniell terdiri atas dua elektrode (tembaga / Cu dan seng / Zn)
yang masing-masing dibenamkan dalam elektrolit yang berbeda (larutan Cu SO4 jenuh
dan larutan Zn SO4 jenuh) yang dibatasi oleh dinding berpori-pori seperti
gambar berikut :
Eksperimen
menunjukkan, bahwa elektrode Cu lebih positif dibanding dengan elektrode Zn;
sehingga Cu disebut kutub positif dan Zn disebut kutub negatif. Jika sel
Daniell tersebut dihubungkan dengan suatu potensiometer yang beda potensialnya
lebih rendah sedikit dengan gaya gerak listrik (ggl) sel, maka arus listrik
(pemindahan muatan positif) akan terjadi dari Cu ke Zn. Apabila hal ini
terjadi, seng melarut, seng sulfat terbentuk, tembaga diendapkan, dan tembaga
sulfatnya terpakai. Perubahan ini diungkapkan dengan reaksi kimia berikut :
Jika
pemindahan muatan positif dibalik, dalam arti dari Zn ke Cu, maka akan terjadi:
tembaga melarut, tembaga sulfat terbentuk, seng diendapkan, dan seng sulfatnya
terpakai. Perubahan ini diungkapkan dengan reaksi kimia kebalikan dari reaksi diatas.
Eksperimen menunjukkan, bahwa reaksi berlangsung dalam arah sebaliknya; sehingga sel
Daniell disebut sel terbalikkan. Jika sel terbalikkan tidak menghasilkan gas
dan bekerja pada tekanan udara luar yang tetap, maka variabel keadaan sistemnya
hanya tiga, yaitu:
1. gaya gerak listriknya (ε) dengan satuan volt (V)
2. muatannya (Z) dengan satuan coulomb
( C), dan
3. temperaturnya (T) dengan satuan
kelvin (K).
Sifat penting sel
terbalikkan ialah perubahan kimia yang menyertai pemindahan muatan listrik
dalam satu arah terjadi dengan harga yang sama dalam arah sebaliknya ketika
jumlah muatan listrik yang sama dipindahkan dalam arah sebaliknya. Jadi, jika Δn mol seng lenyap dan Δn mol tembaga diendapkan, muatan sel
berubah dari Zi ke Zf, dengan
Perlu diketahui, bahwa Zi =
muatan awal sel, Zf = muatan akhir sel, j = valensi seng atau tembaga (dalam
hal ini valensi seng = valensi tembaga = 2), dan NF = tetapan Faraday = 96
500 C.
Namun eksperimen juga menunjukkan,
bahwa ggl sel terbalikkan hanya fungsi temperatur saja. Dengan demikian,
persamaan keadaan sistem sel terbalikkan adalah:
dengan ε = ggl sembarang temperatur, ε20 = ggl
pada temperatur 200C, t = temperatur dalam celcius, serta α, β, dan γ
adalah tetapan yang bergantung pada bahan.
KOORDINAT
INTENSIF DAN EKSTENSIF
Variabel keadaan sistem atau koordinat sistem ada dua
macam, yaitu: koordinat intensif dan koordinat ekstensif. Koordinat intensif
merupakan besaran yang nilainya (harganya) tidak bergantung pada ukuran sistem.
Sedangkan kordinat ekstensif merupakan besaran yang nilainya ditentukan oleh
ukuran sistem. Koordinat intensif dan ekstensif dijelaskan seperti tabel
berikut :
sumber : HAMID, AHMAD ABU. 2007. DIKTAT PERKULIAHAN TERMODINAMIKA : KALOR DAN TERMODINAMIKA. YOGYAKARTA : FMIPA UNY.